Aku Pengendalinya!
12:49:00 PM
Aku
diam. Memandangi kertas putih dihadapanku.
Aku
sudah lelah. Aku sudah kehabisan ide. Saat yang seperti ini yang benar-benar
membuatku benci dan marah. Aku benci merasa bahwa aku tidak bisa melakukan
apapun. Bahkan untuk mengisi selembar kertas saja aku nggak bisa? Haha. Aku
benci ketika aku sedang seperti ini. Dan yang membuatku semakin menderita
adalah, kenapa harus sekarang? Kenapa harus seperti ini disaat aku harunsya
sudah melakukan aktivitas lain? Nyebelin banget!!!!! Kenapa? Kenapa harus mengalami sebuah
kebuntuan yang sangat menyiksa? Kenapa enggak bisa cepet selese? Kenapa harus
berenti di titik ini? Kenapa?
Oke. Aku rasa sudah
cukup. Aku benar-benar sudah lelah dengan semuanya. Aku tidak mau mendengarkan
apapun lagi sekarang. Bisakah kau diam??????? Kau yang di atas sana, kau yang
selama ini menjadi patnerku. Bisakah kau diam?? Bisakah kau berhenti bertanya
padaku? Aku juga lelah! Aku juga benci saat seperti ini! Tapi setidaknya aku
tidak sepertimu. Setidaknya aku hanya diam. Meskipun aku rasa aku menambah
sakit. Sepertinya lebih terasa sakit saat aku diam.
Arrrrgghhh!!!!
Bisakah kalian berdua diam? Aku sedang mencoba berpikir! Ayolah! Jangan
menambah bebanku. C’mon otak. Aduh otakku tersayang, bisakah dirimu diam?
Jangan mengeluarkan pikiran-pikiran seperti itu. Jangan terus-terusan
menggerutu dan meluncurkan pertanyaan tidak berguna seperti itu. Sebaiknya kau
mengikutiku mencari ide. Dan kau! Ayolah!! Jangan membuatku begini. Aku
baik-baik saja. Dan ya, kau benar soal “ketika kau diam kau justru menambah
sakit” lebih tepatnya ketika kau membuatku memendam semuanya. Jadi c’mon.
Jangan bete gitu. Jangan mengeluarkan apapun yang membuatku bertambah bad mood.
Jangan membuka luka-luka lama, jangan memendam apapun, yang jelas, berhentilah melakukan
segala aktivitas yang membuatku badmood. Cukup sudah selama ini aku
dikendalikan oleh seonggok hati sepertimu. Dan cukup sudah aku termakan
pikiran-pikiran buruk darimu, Otak! Oke. Jangan berdebat dan bantulah aku
mengisi kertas putih di depanku. Oke?
0 komentar