Batasan Berbakti kepada Orang Tua (Tadabbur)

12:44:00 PM

Nemu tulisan bagusss banget di udashidiq.tumblr.com Yuk yuk yuk silahkan di bacaa.. semoga bermanfaat.. Aamiin..
*****

Bismillah
Jika kita perhatikan dengan baik di dalam AlQuran, ketika Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua, Allah selalu menggunakan Al-Walidaan/Al-Walidain (arti: kedua orangtua).
Kenapa? Padahal dalam bahasa arab, abawaan atau abawain juga berarti kedua orangtua. Kenapa Allah tidak menggunakan kata abawaan? Kenapa harus walidaan?
Inilah hebatnya Al-Quran. (Penjelasan saya mungkin akan membingungkan, mohon untuk dibaca dengan seksama)
Mari kita lihat perbedaan kedua kata ini, yang ternyata akan berpengaruh pada ‘batasan’ kita dalam berbakti kepada orangtua.
Dalam bahasa arab, waalidaan (walid dan walidah) itu berarti ayah dan ibu, abawaan (abb dan umm) juga berarti ayah dan ibu. namun bedanya al-waalid itu ayah dan ibu yang melahirkan saja tanpa (harus) membesarkan dan mendidik. Sedangkan Al-Abawaan itu dipakai untuk ayah dan ibu yang melahirkan dan juga mendidik serta membesarkan.
Saya ulangi, waalid itu lebih umum dari abb, waalid itu dipakai untuk orangtua yang melahirkan saja. (Jadi semua versi orangtua apakah ia membesarkan dan mendidik ataupun tidak, ia termasuk pada istilah waalid) sedangkan abb (dan juga umm) dipakai untuk ayah dan ibu yang melahirkan kemudian membesarkan dan mendidik. Semoga bisa dipahami sampai sejauh ini.
Maka berawalkan dari istilah ini kita bisa memahami perintah Allah: wabil walidaini ihsaana (dan kepada orang tua maka berbaktilah)
Dengan menggunakan Waalidain, maka artinya berbaktilah kepada orang tua, meskipun mereka ‘hanya’ melahirkanmu meskipun mereka tidak membesarkan dan mendidikmu, tetaplah berbakti kepadanya.
Akan lain ceritanya jika Allah menggunakan kata Abb wa Umm atau Abawain, maka perintah berbakti kepada orangtua hanya terbatas jika orangtua itu membesarkan dan mendidik mereka, jika tidak maka tidak wajib berbakti kepada mereka.
Bisa dipahami kan? :)
Begitulah perintah Allah dalam berbakti kepada orangtua, apapun perlakuan mereka terhadap kita, Allah mengatakan tetaplah berbakti kepada mereka.
Kemudian pemahaman yang juga terkandung dalam perintah ini, adalah jika orangtua tidak mendidik kita saja Allah masih tetap memerintahkan kita untuk berbakti kepada mereka maka apalagi jika orangtua ‘hanya’ banyak melakukan kesalahan kepada kita. Ya, mereka pasti banyak kekurangan dan kesalahan dalam mendidik dan membesarkan kita, tapi bukan berarti dengan segala kekurangan dan kesalahan itu membuat kita tidak berbakti lagi, atau membuat rasa hormat kita menjadi berkurang.
Berbaktilah kepada mereka, terimalah mereka apa adanya, terimalah kekurangan mereka. Karena mereka adalah orangtua kita, karena Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada mereka.
Bahasan ini sebenarnya amat panjang, semoga maksudnya tetap tersampaikan meskipun singkat.
Kemudian terakhir, begitulah indahnya AlQuran, tidak sembarangan Allah menggunakan setiap kata di dalam AlQuran ini.
Beginilah juga indahnya tadabbur, begini jugalah perlunya kita memahami bahasa arab. :)
Sekian dulu, atas segala kekurangannya saya mohon maaf. Jika ada salah mohon dikoreksi.
Bandung, 1 September 2015
Akhuukum, Ibrahim Musa Ashidiqie

You Might Also Like

0 komentar