Sendiri

6:03:00 PM

Alunan musik membawa kembali kenangan yang telah tersusun rapi. Suara vokalis yang terdengar merdu, justru mengacak-acak susunan memori yang telah susah payah ia susun. Sekarang, semuanya terasa jauh. Memori-memori itu, seolah memberi tahu wanita yang kini kesulitan menahan air matanya yang mendesak keluar bahwa semuanya telah berada jauh di belakang. Ia sudah jauh berjalan. Langkah tersaruk-saruk yang sejak beberapa waktu lalu telah kembali normal, membawanya sejauh ini. Tapi, wanita itu tidak sanggup menahan perihnya kenyataan--ia sendiri. Di sini, di tempat ia ditakdirkan, di tempat yang ia pilih, tidak ada yang mampu mengobati lukanya yang kembali menganga. Ia tidak tahu, apakah ia akan kembali berlari untuk menemukan orang-orang dalam memorinya itu, atau akan tetap mengalir seperti air yang tidak pernah menyalahi takdir. Jiwanya lelah, ia merasa tidak sanggup lagi. Tapi ia tahu, suka tidak suka, mau tidak mau, hidup harus terus berjalan.

Yogyakarta, 21 Oktober 2017
@zubiszs

You Might Also Like

0 komentar