Cukup Jauh
8:56:00 AM
Lelaki berwajah tampan itu
tersaruk-saruk melangkah. Tatapannya kosong, mungkin menerawang jauh menembus
tanah yang sedari tadi ia tatap. Berkali-kali tubuhnya menghantam bahu orang
lain, tapi ia tetap tak mendongak. Semakin lama ia berjalan, semakin banyak
pandangan aneh yang tertuju padanya. Tapi toh ia tak tahu, jadi mana mungkin ia
peduli.
Sudah jauh
ia melangkah, tapi ia tetap tak berhenti. Nafasnya tenang, tidak
tersenggal-senggal seperti orang kelelahan. Anak rambutnya bergoyang tertiup
angin malam yang dingin. Bagaimana bisa lelaki ini tak kedinginan? Pakaian
tipis dan tubuh kurusnya takkan sanggup memerangkap panas. Tapi kemudian ia
berhenti, tepat setelah seorang wanita menghalangi jalannya. Sungguh wanita tak
tahu diri! Seharusnya ia biarkan saja lelaki ini melanjutkan langkahnya. Dengan
hati yang sedang terkoyak, aku yakin sekali wanita ini akan dimaki. Dia sudah
cukup baik, tidak mengutukdunia yang kejam ini. Dan ia masih cukup baik kalau
hanya memarahi wanita ini.
Matanya
terpejam sambil perlahan-lahan mendongak. Senyum manisnya mengembang bersamaan
dengan kelopak matanya yang terbuka. Setelah mata cokelat itu menatapnya, wanita
itu tersenyum, untuk kemudian memeluk dan menangis di bahu lelaki itu.
“Jangan serap sakit hati ini, Nay,” ucap lelaki itu lembut.
Wanita yang dipanggil “Nay” hanya menggeleng. Lelaki itu
kemudian tersenyum sambil mengelus rambut hitam kekasihnya. Ia paham. Paham
sekali. Kemanapun ia melangkah, makhluk kecil ini akan menemukannya. Menghisap
semua kesdihan miliknya dan menggantinya dengan kebahagiaan.
0 komentar